Kamis, 27 Maret 2008

kapten band (album baru kuasai bandung)


KAPTEN mungkin memang bukan band yang punya nama sebesar Jamrud –misalnya. Atau punya banyak hits seperti GIGI –misalnya juga. Tapi soal fans, apalagi di Bandung, KAPTEN boleh deh di adu. Penggemarnya –disebut dengan PASUKAN KAPTEN– membludak. Ini dibuktikan ketika mereka menggelar konser sekaligus peluncuran album keduanya, ’Malaikat Cinta’ di Lapangan Gasibu Bandung, Jumat [4/5/2007]. Sekitar 5000-an penonton memehui konser yang dibuka oleh beberapa band seperti TAHTA atau Marvell Band.

Beberapa jam sebelumnya, di salah satu kafe di Bandung, KAPTEN menggelar juma pers dengan wartawan. Pertanyaan yang muncul adalah perubahan imaje dan karakter lirik KAPTEN yang cenderung lebih adem, dibanding album sebelumnya. Menurut Zaky –vokalis– perubahan itu memang didasari pada pertimbangan pasar dan juga permintaan fans-fansnya. “Memang kita lebih banyak didasari pada permintaan fans, selain kita sendiri memang sedang ingin bicara soal cinta,” jelas cowok yang bersuara berat itu.

Zaky menolak kalau dianggap pilihan lirik dan musiknya sekarang sebagai kemunduran. “Justru kami makin jeli melihat peluang, karena dasar musik kami tetap rock,” akunya.

Dalam kacamata Arnell Affandi, Managing Director EMI Indonesia, kelemahan KAPTEN sebelumnya adalah, kesulitan menterjemahkan makna cinta. “Mereka kesulitan menuangkan makna cinta dalam lirik. Itu yang saya benahi di album kedua. Jadi meski terdengar lebih pelan, tapi apa yang mereka sampaikan lebih dapat,” jelas Arnell.

Masih menurut Arnell, band yang bertahan lama dan eksia adalah band yang bisa melihat apa yang dimaui oleh penggemarnya. “Semoga KAPTEN bisa melihat apa yang dimaui penggemarnya dan eksis sampai lama,” harap Arnell semmbari melirik personil Arief [bass], Pupun [gitar] dan Q-Wee [drum].

Bicara soal album barunya, 10 lagu yang nyaris semua diciptakan oleh Zacky, KAPTEN berharap bisa juga mendapat respon positif dari fans dan penikmat musik. “Kita memperkaya aransemen dan mencoba bermusik lebih santai,” celetuk Q-Wee, drummer yang sebelumnya gampang dikenali dengan model rambut punk-style. Kemudian imej militer seperti di album pertama, dikurangi. “Tidak kita hilangkan, tapi sekarang lebih rileks sesuai dengan keadaan kita saja,” tambah Arief, basist pendiam kelahiran Pekanbaru, 20 Januari 1981 ini kalem. Artinya, fashion militerismenya tidak dominan lagi

Soal perubahan fashion, Pupun yang nimbrung bicara, mengatakan setiap orang butuh perubahan. “Dan perubahan yang kami lakukan ini kami sesuaikan dengan kebutuhan musiklaitas kami,” jelas gitaris yang punya skill bagus ini sambil tersenyum.

Sementara di konser yang digelar malam harinya, KAPTEN sedikit memberi “kejutan” ketika mengawali konser dengan Zaky tergantung di salah satu derek. Meski rada gemetar awalnya, Zaky toh bisa menuntaskan “kejutan” ini dengan sukses. Sekedar catatan, asal dikemas dengan apik, punya attitude dan karya yang disukai, KAPTEN bisa punya napas panjang di jagat musik Indonesia.

Tidak ada komentar: